Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (DKIPS) Provinsi Sulawesi Tengah mengadakan wawancara dengan Wakil Ketua Pengurus Harian ISNU Sulteng sekaligus Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Tadulako, Nur Alamsyah. Bertempat di Palu Golden Hotel. Rabu, (12/7/2023).
Pada wawancara ini, Nur Alamsyah menjelaskan megalit ini merupakan sebuah keajaiban karena ada sebuah keterkaitan antara patung yang tersebar di tiap-tiap lembah yang ada Kabupaten Sigi dan Kabupaten Poso.
Ia menerangkan bahwa keberadaan megalit yang tersebar di Sulawesi Tengah bisa menjadi sebuah kerangka kebijakan untuk menelusuri secara mendalam mengenai keberadaan megalit ini sebagai sebuah konstruksi yang dibangun dengan maksud dan tujuan tertentu dari sebuah peradaban.
“Nah mungkin ini bisa menjadi sebuah dasar untuk kedepannya seperti apa pemerintah memposisikan keberadaan megalit ini.” Ucap Nur Alamsyah.
Menurutnya, pencanangan “Sulteng Negeri Seribu Megalit” adalah sebuah inovasi dari pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi dari sebuah wilayah sehingga tidak hanya membangun keberlanjutan peradaban tapi juga menargetkan dimensi lain yang akan menghasilkan multiplier effect.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pencanangan ini sebagai terobosan kebijakan yang akan berguna bagi masyarakat lokal dan juga bagi masyarakat global sehingga bisa lebih mengenal dan menyadari keberadaan sebuah keajaiban yang berada di lembah-lembah Sulawesi Tengah.
Terakhir, ia mengingatkan agar “Sulteng Negeri Seribu Megalit” ini tidak hanya berakhir di seremonial pencanangan saja namun harus berkesinambungan dengan penetapan yang jelas melalui sebuah tim yang bertugas untuk melaksanakan tahapan-tahapan dari perencanaan “Sulteng Negeri Seribu Megalit” ini.
“Saya optimis bahwa keberadaan jargon ‘Sulteng Negeri Seribu Megalit’ di Sulawesi Tengah ini merupakan sebuah potensi yang bisa digunakan dalam mengendarai perkembangan dan pembangunan di Sulawesi Tengah.” Kata Nur Alamsyah.(fia/rls)
